Cara Terbaik Mengidentifikasi Gejala dan Penyebab Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah memang merupakan masalah yang kompleks di setiap bisnis perbankan. Di Bank manapun kita akan menjumpai yang namanya kredit bermasalah. Sebagai account officer atau pejabat bank yang bertanggungjawab terhadap urusan perkreditan tentunya perlu mengetahui bagaimana cara terbaik atau cara terjitu dalam melakukan indentifikasi terhadap gejala dan penyebab kredit bermasalah. Berdasarkan sumbernya maka dapat disimpulkan bahwa gejala yang ada diantaranya:

1. Dari pola rekening debitur

  • Terjadinya penyimpangan terhadap perjanjian kredit. Penyimpangan ini dapat dilihat dengan adanya keterlambatan pembayaran angsuran dari si debitur. Padahal jelas dalam perjanjian kredit telah ditetapkan tentang batas pembayaran angsuran kreditnya.
  • Pencairan kredit tidak sesuai dengan akad kredit. Misalnya dalam perjanjian kredit terdapat klausa bahwa pencairan kredit akan dilakukan lebih dari satu kali, tapi si debitur justru melakukan penarikan sekaligus. Ini menandakan adanya penyimpangan/ pelanggaran
  • Turunnya jumlah tabungan, deposito dan kekayaan debitur. Turunnya harta kekayaan debitur misalnya dapat dilihat dengan penjualan aset yang dimiliki jelas mengindikasikan adanya masalah keuangan terhadap si debitur
  • Penundaan pembayaran angsuran. Penundaan angsuran biasanya disebabkan karena adanya gangguan usaha debitur. Sehingga bank perlu hati-hati dalam memberikan toleransi terhadap permintaan penundaan pembayaran
  • Penyimpangan penggunaan kredit. Penyalahgunaan kredit misalnya yang sebelumnya untuk tujuan modal kerja digunakan untuk tujuan investasi biasanya akan berdampak pada kredit bermasalah
  • Permohonan perpanjangan kredit dari debitur. Yang perlu diperhatikan adalah apakah perpanjangan itu adalah diakibatkan oleh ketidakmampuan si debitur untuk membayar kewajibannya.
  • Pengajuan penambahan jumlah kredit. Jika penambahan tersebut karena disebabkan oleh faktor likuiditas karena  kesalahan karena kesalahan pengelolaan maka bank perlu waspada
2. Pola Laporan Keuangan
  • Pemberian laporan dan bahan lainnya tidak benar
  • Perputaran piutang dari usaha debitur menurun
  • Rasio piutang lancar terhadap aset meningkat
  • Piutang meningkat
  • Perputaran persediaan menurun
  • Persediaan meningkat drastis
  • Biaya produksi naik tajam
  • Hutang jangka panjang meningkat
  • Rasio keuangan terhadap aset menurun
  • Munculnya hutang dari kreditur lain
  • Laporan keuangan sering terlambat
  • Laporan keuangan tidak diaudit
  • Prosentase laba terhadap aktiva menurun
  • Laporan keuangan direkayasa
3. Pola Bisnis
  • Hubungan dengan para pelanggaran tidak harmonis
  • Harga jual terlalu rendah
  • Hilangnya hak sebagai distributor
  • Kehilangan pelanggan utama
  • Mulai terlibat dalam spekulasi bisnis
  • Debitur sering sembunyi dan enggan untuk dikunjungi
  • Adanya klaim dari pihak ketiga
  • Nilai agunan menurun
  • Terjadi sengketa kepemilikan
  • Agunan hilang
  • Biaya produksi usaha meningkat
  • Aktiva tetap digunakan untuk membiayai operasi perusahaan
  • Penurunan fasilitas produksi dan penurunan produksi debitur
4. Perilaku Debitur
  • Kondisi kesehatan debitur
  • Debitur meninggal dunia
  • kebiasaan buruk dari debitur seperti judi, minum minuman keras
  • Rumah tangga yang kurang harmonis (sengketa)
  • Debitur menghindar ketika bertemu dengan petugas bank
  • Telepon dari bank sering dibiarkan dan tidak di angkat
  • Debitur sering mangkir ketika dipanggil oleh bank
Keempat pola prilaku tersebut adalah merupakan sumber terbaik guna mengidentifikasi gejala munculnya kredit bermasalah. Oleh karenanya, seorang analisis perlu betul betul memperhatikan pola pola tersebut.

Copyright © 2013. Cara Terbaik dan Terjitu - Proudly powered by Blogger